Saat aku tau cinta itu datang.
Datang menghampiri titik terlemahku.
Mengetuk hatiku dengan perlahan
Menyapaku dengan segaris senyuman.
Menyentuh hatiku dengan kasih sayang.
dan mengenalku dengan kepedulian.
Tapi apakah memang cinta itu datang?
Atau hanya pembiasan dari anganku yang semu?
"Tak seharusnya aku seperti ini. Kesalahanku berdasarkan fatamorgana cinta dalam realita."
Aku menghempaskan nafasku secara perlahan sambil menatap indahnya bintang malam ditemani secangkir teh hangat. Kibasan angin yang membawa jiwa ini larut laun bersamanya membuat malamku terasa lebih sempurna. Alunan musik jazz yang tak kunjung berhenti sejak sore tadi menenangkan perasaanku; melupakan segala rasa gundah di hati untuk sementara, mengubahnya menjadi suatu estetika dalam sebuah dinamika.
Dalam tidur aku bermimpi tentangmu. Kau yang seharusnya tak aku impikan. Entah apa yang membawamu ke dalam dunia alam bawah sadarku. Namun jujur, aku sangat menyukainya. Aku bahkan tak ingin terbangun saat kau berperan sebagai orang yang begitu penting di dalam mimpiku. Wajahmu yang polos, dihiasi oleh segaris senyum yang menawan.
Dirimu telah lama hadir di sini. Di hatiku. Tanpa sebab kau larutkan perasaan ini dan mengaduknya bersamaan dengan suatu kelimpahan tak terhentikan yang disebut cinta. Semakin lama, semakin meluap. Perasaan ini memang tak bisa aku tutupi lagi. Aku harus mengutarakannya padamu. Aku sudah cukup bosan dengan semua ini; menjadi pengagummu dalam bisu.
Keraguan dan kegelisahan menggerutu bersamaan di dalam jiwaku. Ketakutan menghantui pikiranku sehingga membuatnya semakin tak berdaya bahkan tak mampu lagi untuk berpikir. Apa yang aku khawatirkan? Apa sensasi cinta memang mengerikan seperti ini? Lalu apa kata orang-orang tentang indahnya cinta?
Mungkin aku takut jika cintaku akan tak terbalaskan. Karena memang hal itu yang aku lihat dari matamu. Saat ku berusaha untuk mencari perhatianmu, kau seakan-akan tak peduli terhadap segala kode yang ku lontarkan di hadapan dirimu. Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan saat itu adalah terdiam dalam pengabaianmu.
Aku ikut tersenyum dalam hati ketika melihatmu tertawa lepas dari kejauhan. Kebahagiaanmu seakan-akan turut mengalir dalam jiwaku memberiku semangat yang baru untuk menjalani hariku. Membawa keindahan dunia masuk ke dalam kehidupanku. Walau di sisi lain, aku harus terluka karena senyummu hanya dapat ku genggam dalam alam bawah sadarku.
Terlalu sering memikirkanmu.
Terlalu sayang.
Terlalu mencintaimu.
Terlalu sering membayangkan dirimu ada di sini.
Cinta dalam semu. Menyakitkan. Fatamorgama cinta. Hatiku. Kamu.
Menyedihkan.
Hatiku selalu berbisik bahwa cintaku memang tak perlu menuntut balasan darimu. Namun serangan si logika yang menghantui jiwaku beranggapan bahwa dirimu harus ada dalam genggamku. Bagi si logika, feedback itu penting.
Yang mana harus aku pilih?
Terkadang aku sadar bahwa memaksakan kehendakmu untuk menjadi milikku adalah suatu perbuatan yang egois. Saat hatiku bicara, aku selalu menanggapinya dengan seksama serta menjalani segala hal yang menurut hatiku harus dilakukan. Tapi aku harus mengorbankan sesuatu yang sangat penting dalam diriku; Hatiku.
Tebasan air mata mengalir dalam kebisuan. Cintaku. Aku sendiri yang tahu. Genggaman seiris senyum semu dalam alam bawah sadarku meretakkan hati yang harusnya bahagia ketika merasakan indahnya cinta.
Cinta tanpa feedback. Sakit bukan?
Senin, 31 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Salam kenal dan salam berbagi Gan. mau menyebarkan informasi Rental Mobil Murah di Kuta bali Seandainya ada teman atau saudara yang datang dari luar kota ke bali dan butuh kendaraan bisa menguhubungi kami.( semoga cepat ketemu cinta ya :)
BalasHapus