Entah sejak kapan rasa ini mulai muncul.
Namun aku terlalu takut untuk mengutarakannya.
Iya, aku cinta padamu.
Begitu sakit untuk mengatakan ini.
Karena kamu sudah bahagia dengan dirinya.
Terkapar aku di sini melihatmu.
Menentang semua rasa indah yang kalian rasakan.
Dengan hati yang tergores luka.
Hanya dalam diam ku berbisik.
Seperih inikah cinta itu?
Dengan tebasan air mata di sekujur jiwa yang memanas.
Namun hati ini, tetap mencintaimu.
Tak peduli sepedih apa luka yang aku rasakan.
Terlalu sering aku mendegakan curahan hatimu tentang dirinya.
Dan telinga ini selalu siap untuk mendengarkan.
Raga ini selalu ada setiap kamu butuh seseorang untuk berbagi cerita.
Saat tak ada yang peduli lagi padamu; Aku peduli.
Aku hanya ingin satu hal.
Berjanjilah padaku untuk tetap mencintainya sepenuh hatimu.
Jangan pedulikan aku.
Dia pantas untukmu.
Dan aku paham, rasa sayangmu untuknya begitu dalam, kan?
Namun saat dia menyakitimu, kau boleh menopangkan kepalamu di bahuku. Kapanpun.
Padaku kau boleh bercerita apapun sampai larut malam saat tak ada lagi yang bersedia mendengarkanmu.
Seperti biasa, telinga ini akan siap mendengarkan keluh kesahmu.
Aku akan selalu ada untukmu kapanpun kau membutuhkanku.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar