Sabtu, 11 Januari 2014
Pantaskah?
Ketika fajar dimana aku mulai membuka mataku, tak ku pahami mengapa otakku selalu tertuju padamu. Entah apa yang terjadi pada diriku.
Saat murid-murid berdatangan, hingga pelajaran selesai, tetap saja kau selalu hadir dalam fikiranku.
Siang hari, saat aku bermain bersama teman-temanku. Dalam hari yang penuh canda, tawa maupun keperihan dalam benak ini, kau tak luput hilang dalam bayangku.
Ketika sang fajar telah digantikan oleh senja, wajahmu, tawamu, suaramu tetap hinggap di hatiku.
Hingga pada akhirnya, sebelum aku memejamkan mataku. Hanya engkau yang hadir di sini. Di hati maupun fikiranku. Seharian. Setiap hari.
Dalam tidurku pun aku tetap memikirkanmu, terbukti dari mimpiku tiap malam yang selalu menghadirkan dirimu. Kamu. Seseorang yang bahkan tak menganggapku ada.
Pantaskah aku menghadirkanmu di setiap jejak langkahku? Aku sangat suka menulis tentang dirimu. Tapi bodohnya diriku tetap mengharapkanmu saat aku mengetahui bahwa kau tidak mengingini aku hadir dalam hidupmu.
Sakit. Speachless. Mendengarmu berbicara tentangnya. Aku hanya bisa tersenyum. Dan kau sama sekali tidak mengerti apa maksud dari senyumku ini. Kau tak mengetahui apa yang terjadi dalam hatiku saat kau mengabaikanku. Ketika aku hanya bisa terdiam dan membisu menyaksikanmu bahagia dengan orang lain yang lebih pantas mencintaimu.
Semua ini tak luput dari perasaan yang telah ku pendam sejak lama. Iya aku mengakui bahwa aku mencintaimu. Mencintaimu dalam diam lebih tepatnya.
Aku menyadari bahwa aku memang tak pantas untuk mencintaimu, apalagi memilikimu. Dengan segala kekurangan yang aku miliki, aku sangat menyadari bahwa kau tak mungkin memiliki hal yang sama denganku.
Perasaan ini biar ku pendam selalu. Dengan kepedihan ini, aku mampu untuk belajar untuk menjadi lebih tegar dari sebelumnya.
Biar rasa ini lenyap termakan waktu, biar rasa ini hilang dengan sendirinya.
Kau tak perlu mengetahui tentang perasaanku yang bahkan tak penting dan tak berarti dalam hidupmu.
Abaikan semua tulisan ini sama seperti kau mengabaikanku.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar