Pernah ga sih kamu nganggep seseorang itu sahabat kamu? Lalu apa yang bakal kamu lakuin saat sahabat kamu tertimpa masalah yang sangat besar?
Tidakkah kamu ikut serta merasakan keresahannya?
Ketika Ia memiliki beberapa pilihan, tetap tinggal bersamamu namun menderita atau pergi meninggalkanmu namun hidupnya menjadi tenang.
Saat itulah hatimu diuji...
Kebahagiaanmu dengannya seakan-akan telah lenyap termakan oleh waktu. Keadaan yang membuat segalanya menjadi seperti ini.
Kehilangan seorang teman yang selama ini kau anggap sahabat.
Merelakannya untuk mengikuti pilihan hatinya agar Ia dapat meredakan semua hal yang terjadi di kala Ia sedang bersama-sama denganmu.
Kenangan singkat, canda, tawa, maupun kepahitan hidup yang telah kalian lalui bersama. Membuatmu merasa tidak rela menghempaskannya begitu saja.
Dan apabila keputusannya tersebut malah menjatuhkan dirinya, akankah kamu bersedia menjadi penopang dalam kesedihannya?
Tawa yang kalian lalui akan menjadi sebuah kenangan yak terucapkan. Hati kalian sama-sama tidak tenang. Kalian seakan-akan menyembunyikan sesuatu yang sudah menjadi rahasia kalian berdua.
Tangisan dalam diam...
Yang dirasakan sahabatmu.
Keacuhan orang lain terhadapnya membuatmu semakin peduli. Kau menganggap bahwa dia mempunyai sudut pandangnya sendiri. Sudut pandang yang mungkin berbeda dari kebayakan orang. Dan saat itulah kau menyadari bahwa "Dia Berbeda".
Perbedaan inilah yang selalu membuatmu makin penasaran akan dirinya. Menggali lebih dalam ke setiap sudut pikirannya. Dan kau menemukannya. Kini kau mengenalnya jauh lebih dalam.
Ketika semua itu harus berhenti sampai di sini, apa yang kau rasakan? Saat kau sudah begitu mengenalnya namun apadaya raga tak mampu untuk membuatnya tetap bersamamu. Iya. Perpisahan itu sudah biasa. Tak pernah ada pertemuan tanpa perpisahan.
Kamis, 27 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar